Monday, May 27, 2013

DELTA SUNGAI CITARUM



Artikel ini menjelaskan tentang keadan dari Delta sungai Citarum yang didasari oleh jurnal dari Indonesian Association of Geologists pada tahun 1992. Delta sungai atau Kuala adalah endapan di muara sungai yang terletak di lautan terbuka, pantai, atau danau, sebagai akibat dari berkurangnya laju aliran air saat memasuki laut. Tipe muara sungai yang lain adalah estuaria. Sungai Citarum, 269 km panjang dan pengeringan area seluas 6,080 km2, merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa. Ini berasal dari gunung Wayang (1700 m) dan mengalir melaui tengah bagian barat pulau sebelum mengalir keluar ke Laut Jawa. Cekungan ini memiliki curah hujan tahunan rata-rata 2.300 mm, dan debit tahunan di Nanjung (1675 km2) pada tahun 1992 telah 97, 8 m3 / s (0.058 m3/s/km2). Segmen sungai di atas Bandung dianggap jangkauan atas yang berada di daerah pegunungan dan terletak di antara gunung Tankuban di sisi utara dan gunung  Patuha di sisi selatan. Antara Bandung dan Jatiluhur adalah jangkauan menengah dan bawah Jatiluhur dianggap jangkauan lebih rendah. Formasi geologi sebagian besar terdiri dari produk vulkanik kuartener tua dengan beberapa Miosen fasies sedimen, granit, granodiorit, diorit, alluvium, fasies vulkanik Pleistosen dan Miosen kapur facies. Masalah arus air terkait kekeringan di musim kemarau. Untuk banjir dengan periode ulang 5 tahun, sekitar 22,5 km2 di bagian selatan dari Bandung kemungkinan akan terendam.
Berdasarkan pengamatan Delta Citarum dibentuk oleh endapan sedimen pasir dan lumpur yang dibawa oleh aliran sungai Citarum. Sedangkan bentuk dari delta dipengaruhi oleh aktivitas pasut, gelombang dan arus besar. Selama proses perkembangan delta ini terbentuk pula anak-anak sungai dan anak-anak sungai ini ikut mendristribusikan sedimen yang akhirnya diendapkan di depan muara masing-masing. Percabangan anak sungai ini sekarang sudah jauh tertinggal didarat, hal ini merupakan bukti bahwa pada masa lalu telah terjadi proses sedimentasi dan transportasinya yang sangat aktif. Teluk Jakarta di sebelah timur terlihat seperti terkurung oleh majunya daratan delta Citarum ke arah laut. Daratan delta yang maju ini dapat dipakai sebagai indicator terjadinya kecepatan sedimentasi masa lalu setelah dibandingkan dengan garis pantai teluk Jakarta. Sedangkan semua dari anak-anak sungai delta Citarum bermuara ke laut jawa. Dari sekian banyak anak-anak sungai, beberapa diantaranya ada yang telah mati dan menjadi “tidal creek” serta ada pula yang telah tertutup oleh endapan pasir yang dibawa oleh angin dari pantai. Daerah yang tertutup pasir ini banyak ditumbuhi oleh mangrove. Dari hasil pemeruman gema pada perairan di beberapa muara sungai, terlihat 2 macam tipe profil dasar, yang pertama profil dasar berbentuk dan yang kedua adalah bentuk profil dasar yang berbentuk cembung. Daerah-daerah yang telah diteliti adalah sebagai berikut:
Transek perairan muara Cikung
            Transek perairan ini dimulai dari tengah mulut anak sungai Cikung dengan arah 360oE kearah laut sampai kedalaman 6 meter dan direkam kembali kearah Cikung. Hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cekung. Daerah ini sedang mengalami erosi.
Transek perairan muara Wetan
            Anak sungai ini masih berhubungan langsung dengan sungai utama Citarum. Dari 2 cabang muara anak sungai ini, satu diantaranya telah mati. Hasil rekaman ekosonder menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami erosi.
Transek perairan muara Pakis
            Transek perairan ini dimulai dari tengah mulut adan sungai Pakis dengan arah N 30oE kearah laut sampai kedalaman 6 meter dan direkam kembali kearah muara Pakis. Hasil rekaman ekosounder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi.
Transek perairan muara Bungin
            Dari beberapa muara anak-anak cabang sungai Bungin, muara Bungin merupakan anak sungai yang paling banyak terendapkan material sedimen dari saungai ini. Transek ini dimulai dari titik terluar, di tengah-tengah muara sungai kearah laut dengan arah N 360oEsampai kedalaman 6 meter. Hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi. Pada bentuk dasar profil terlihat suatu tonjolan yang diduga merupakan suatu lapisan batu karang. Batu karang ini diduga berfungsi sebagai peredam energy gelombang dan dapat mencegah erosi daerah muara ini.
Transek perairan antara muara Bungin dengan Pakis
            Transek ini tidak mewakili muara sungai, tetapi terletak antara pantai muara Bungin dan Pakis. Transek dibuat kearah laut dengan arah N 360oE. hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi.
Transek perairan muara beting
            Anak sungai beting merupakan sungai kecil, yang dipengaruhi oleh pasut. Dimasa lampau anak sungai ini masih berhubungan dengan sungai citarum. Tetapi saat ini hubungan dengan sungai Citarum telah terputus. Kemungkinan diakibatkan oleh sedimen yang diendapkan sungai Citarum cukup besar sehingga terjadi penyempitan dan pendangkalan anak sungai ini. Transek perairan ini dimulai dari kedalaman 5 meter kearah mulut muara dan sebaliknya, dengan arah N 3600E. hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi.
Transek perairan muara Belubuk
            Sungai belubuk merupakan sungai yang langsung mengalir keteluk Jakarta. Sungai ini merupakan sungai yang sibuk oleh arus pelayaran yang datang dari Jakarta dan sebaliknya. Sungai ini berhubungan langsung dengan sungai Citarum dan banyak mengangkut material sedimen yang akhirnya diendapkan diteluk Jakarta. Hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi. Kedalaman sungai ini berkisar antara setengah meter hingga 1 meter dan di waktu surut umumnya muara ini sulit dilewati perahu-perahu nelayan.
Transek perairan antara muara Belubuk dan Sanpan
            Hasil rekaman ekosonder menunjukan profil dasar perairan berbentuk cembung. Bentuk ini menunjukan daerah pantai yang sedang mengalami akresi.

Delta Sungai Citarum membentuk jubah lebar di timur Jakarta. Daerah ini dibedah oleh banyak anak sungai yang lebih besar dan lebih kecil dari Sungai Citarum. Salah satu anak sungai ini mengalir ke arah barat ke Teluk Jakarta, dan muara ini disebut Muara Gembong. Daerah ini sebelumnya ditutupi oleh hutan bakau, tetapi sebagian besar telah dikonversi menjadi tambak untuk budidaya. Bahkan bagian dari mangrove yang ditetapkan sebagai hutan lindung diubah, meskipun banyak lokasi ditinggalkan nanti. Mangrove yang sehat memiliki banyak fungsi penting: mengurangi kekuatan gelombang, penyaringan dan mempertahankan sedimentasi.

Kesimpulannya adalah delta Citarum merupakan delta yang mempunyai sedimentasi kuat dengan tipe “high regime”. Apabila “nourishment” dari DAS Citarum berkurang, daerah ini rawan terhadap erosi. Dan apabila terjadi kenaikan paras laut, maka pola – pola delta ini akan berubah, kemungkinan akan terbentuk estuary.


Daftar Pustaka

BIRD,1988.,The Effects of a Predicted Sea Level Rise on the Coasts of Indonesia.,United Nations Environtment Programme., Bangkok,12p.
OTTO SR ONGGKOSONGO & SUTJIPTO SULAKSONO, 1991., The Effects of Upstream Dams Conctruction to the Dynamics of the Lower Reaches of the Cimanuk Delta, West Java, Indonesia., Presented in the International Symposium on Special Problem of Alluvial Rivers Including Those of International Rivers., UNDP-UNESCO-IRTCES-Ministry of Construction., Rep. Korea Water Resources Corp., Seoul, Korea, 14 p.

Thursday, May 23, 2013

Micro Ecosystem In The Isle




Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terdapat lebih dari 14.000 pulau tersebar dari Sabang hingga Merauke, sebagian besar pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau kecil.
Menurut pasal 1 ayat 3 UU No. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, definisi pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 200 km2, beserta seluruh ekosistemnya. Tiap pulau di Indonesia memiliki keunikan ekosistem baik secara makro maupun mikro. Keunikan yang ada pada pulau-pulau kecil ini membuatnya memiliki peranan penting serta kajian yang berbeda dari pulau-pulau besar utama di Indonesia. Mengapa? Pulau-pulau kecil ini tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, 92 diantaranya merupakan pulau-pulau terluar. Pulau terluar ini menjadi pertahanan pertama indonesia dari serangan negara lain juga merupakan penentu delitimasi maritim indonesia. Ekosistem pada pulau-pulau kecil memiliki potensi yang sangat besar dan sayangnya potensi ini banyak yang masih belum tersentuh oleh pihak pemerintah maupun swasta. Pembangunan dan pengembangan di Indonesia lebih berfokus pada pulau-pulau besar utama yang membuat pulau-pulau kecil kita dibiarkan tanpa pengawalan. Pulau-pulau kecil yang terkenal di indonesia sebagian besar merupakan pulau-pulau yang menjadi sengketa perebutan antara Indonesia dengan negara lain, contohnya pulau natuna serta sipadan dan ligitan. Sebaiknya lebih banyak lagi pihak yang peduli dengan pulau-pulau kecil di negara kita.
Dalam pengelolaan dan pengembangan pulau kecil memang terdapat beberapa tantangan, dua diantaranya adalah ancaman tenggelamnya pulau tersebut dan kesalahan fungsi ekologi yang terjadi di pulau tersebut.Tenggelamnya suatu pulau menyebabkan hilangnya ekosistem darat pada pulau tersebut, selain itu hal tersebut mengakibatkan hilangnya wilayah dari negara kita.
Hilangnya ekosistem pada pulau kecil tersebut tentunya akan menghambat program konservasi yang penting bagi kelangsungan keturunan biota dimana biota yang ada di pulau tersebut yang semestinya dapat dijaga kepunahannya serta dapat dijadikan objek pembelajaran malah hilang begitu saja dikarenakan hilangnya pulau-pulau kecil tersebut yang sebenarnya memiliki potensi yang hampir sama dengan pulau-pulau besar jika dikelola dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya, ekosistem yang berada di pulau-pulau kecil memiliki karakterisik atau spesifikasi yang unik yang bernilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan pulau induknya, jika pulau-pulau kecil tersebut hilang maka akan mengurangi spesies biota yang khas dengan produktivitas hayati yang tinggi yang jarang dijumpai pada pulau induk.
Selanjutnya ada kesalahan fungsi ekologi yang terjadi pada pengelolaan pulau. Contohnya pemanfaatan pulau kecil sebagai wisata bahari.  Kesalahan fungsi ekologi ini terjadi karena pihak pengelola lebih mementingkan sisi ekonomi daripada keberlangsungan fungsi ekologi pulau tersebut. Bagaimana solusinya? Sebelum memanfaatkan suatu wilayah pulau menjadi tempat wisata, hendaknya dilakukan survey terlebih dahulu oleh para ahli tiap bidang. Selanjutnya para ahli ini memberitahukan potensi apa saja yang ada di pulau tersebut yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan, jika kedepannya wilayah tersebut dijadikan wisata bahari hendaknya diberlakukan sistem ekowisata untuk tetap menjaga ekosistem yang ada di pulau tersebut. Pemberlakuan sistem ekowisata saja tidak cukup, baiknya pengelola tempat wisata juga merupakan SDM yang memang mengerti tentang lingkungan.
Luasnya wilayah Indonesia dan persebaran pulau-pulau kecil yang ada memang membutuhkan usaha yang besar agar pulau-pulau dan ekosistem yang ada terus terjaga. Kurangnya kesadaran, tenaga ahli serta sumber daya manusia merupakan beberapa penyebab belum terawatnya pulau-pulau kecil yang ada di negara kita. Namun, tidak ada yang tidak mungkin. Mana yang lebih penting sisi ekonomi atau keberlangsungan ekosistem? Tentu keberlangsungan ekosistem, karena ekosistem dan keanekaragaman hayati inilah yang kedepannya dapat mendatangkan keuntungan jika dimanfaatkan dengan baik dan tetap dijaga kelestariannya.

Sunday, May 19, 2013

LOVE IS AN EMOTION (?)



Karakter setiap orang memang berbeda-beda. Tapi ga terlalu sulit kok melihat karakter seseorang. Contohnya bisa dilihat dari sikap seseorang dalam semua keadaan yang sedang dialami. Bisa dibilang dengan sikapnya dalam kondisi genting maupun dengan kondisi normal.  Suatu perubahan sikap dapat dibilang sebagai parameter seperti apa karakter orang tersebut. Contohnya, gue punya dosen, konon katanya entah dari siapa kabar beredar, dia belum memiliki suami sampai sekarang. Menurut anak-anak sekelas dosen ini agak kurang bersahabat dengan dunia kami. Semua keputusan beliau itu kontra, ga pernah ada yang pro terhadap mahasiswa. Dia adalah salah satu dosen pembimbing PKL di fakultas gue. Suatu saat dia berdiri di depan kelas berbicara banyak memberi masukan terhadap kami. Dengan wibawa yang tinggi, tanpa cacat memberi materi. Keadaan serius tanpa canda kami pun menyimak. Ditengah waktu kelas, datang seorang dosen muda berwajah jenius dan cool. Dia langsung duduk sambil membuka laptopnya. Dia adalah dosen pembimbing PKL program studi kami. Entah mengapa saat masuknya dosen muda yang jenius itu, topik pembicaraan jadi menyimpang entah kemana. Pembicaraan mengenai info seputar PKL berubah, malah jadi membahas sebagai berikut: “di fakultas kita ini jarang sekali ada dosen muda dan pintar seperti dia. Kuliah S2 di luar negeri padahal masih muda”. Ekspresi beliau yang tadinya sedikit jutek  berubah drastis menjadi senyum yang menurutku itu adalah senyum salting, haha. Padahal bapak dosen mudanya saja tetap cool dan kami juga sudah tahu semua tentang bapak dosen muda ini. Nah dapat disimpulkan kan seperti apa karakter seseorang dengan dilihat dalam kondisi genting itu seperti apa. Itu adalah salah satu contoh yang gue alami. Masih banyak perubahan-perubahan sikap yang drastis yang menunjukan seperti apa karakter seseorang.
Sama halnya dengan emosi. Emosi seperti apa yang biasa seseorang keluarkan dalam keadaan tertentu. Hal tersebut pun bisa dijadikan parameter untuk menilai seperti apa karakter seseorang. Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Itulah yang gue kutip dari Wikipedia. Ada banyak emosi di dunia ini seperti rasa senang, bangga, terharu, sedih, marah, takut, maupun khawatir. Setiap orang berhak untuk mengeluarkan emosi yang ingin dikeluarkannya. Karena emosi adalah suatu ekspresi seseorang dalam menangani suatu keadaan. Namun walaupun begitu, kita juga harus menggunakan emosi itu dengan bijak. Jangan sampai emosilah yang mengendalikan kita. Sama halnya emosi dangan cinta. Kitalah yang harus mengendalikan rasa cinta kita terhadap sesuatu. Sebetulnya ada hal yang gue masih belum bisa simpulkan. Cinta, cinta itu termasuk bagian dari emosi atau cinta itu sama artinya dengan emosi? Menurut pengalaman pribadi, pada saat gue mencintai sesuatu ataupun seseorang, semua emosi yang ada pasti gue rasakan. Perasaan senang melayang-layang, bangga, terharu, sedih, takut dan khawatir itu pasti ada. Itulah yang masih gue belum mengerti. Karena inilah yang lagi gue rasakan sambil bikin tulisan ini.
Tapi gue sadar, kita harus menghargai suatu sikap, emosi, maupun cinta. Karena semua hal itulah hidup kita menjadi bervariasi dan berwarna.