Menjadi
seorang anak kuliah atau bisa disebut “MAHA”siswa, status paling tinggi
diantara semua pelajar. Ternyata menjadi mahasiswa itu bukan suatu tujuan akhir
dalam sebuah profesi. Masih banyak kehidupan, masih banyak yang harus kita
capai setelah menjadi mantan mahasiswa. Namun untuk sebagian orang,
berlama-lama di dalam kehidupan berkuliah ga seburuk apa yang biasa wisudawan
pikirkan. Mungkin bagi mereka bukan gelar menjadi mahasiswa abadi faktor
utamanya. Namun kehidupan berorganisasi di dalam ruang lingkup yang kecil tapi
sangat bermanfaatlah salah satu faktornya. Mereka dapat menyalurkan inspirasi
dan bebas berinovasi. Karena setelah lulus hal tersebut akan menjadi barang
yang langka. Adapun faktor yang kurang mulia, haha. Mereka biasanya mencari
kesempatan untuk menemukan jodoh dengan mencari perhatian ke anak mahasiwa baru
atau yang biasa disebut “MABA”. Hal ini mereka jadikan untuk ajang mencari
pacar yang umurnya jauh di bawah mereka namun masih satu almamater, satu
fakultas, satu jurusan bahkan ada yang
satu kelas. Itu bagi mereka yang ingin mendalami mata kuliah tersebut. Kalau
dipikir lagi mungkin perbedaan umurnya sekitar 4 tahun. Hal tersebut sama
dengan jarak waktu anak kelas 1 SMA dengan anak kelas 6 SD, tidak dapat
dibayangkan anak SMA pacaran dengan anak SD, hahaha ajaib kan menjadi
mahasiswa?
Namun mahasiswa abadi juga manusia,
punya hati nurani. Terdapat sebuah kalimat dalam pikiran mereka “kapan ku bisa
seperti mereka teman seperjuanganku yang
sudah menjadi wisudawan, ada yang sudah dapat pekerjaan dan bahkan ada yang
lanjut S2, kapan?” Kalimat tersebut muncul di lubuk hati mereka yang paling
dalam. Hal yang paling bikin hati mereka sakit adalah pada saat acara prosesi
wisuda. Seluruh Himpunan Mahasiswa dari setiap fakultas dan jurusan menghadiri
acara tersebut untuk menyambut keberhasilan para seniornya. Hanya beberapa yang
dapat menjadi wisudawan dari setiap angkatan, sisanya tentu saja akan menyusul
secepatnya. Entah dalam waktu secepatnya atau dengan batas maksimal yaitu 14
semester. Ada satu pertanyaan yang tidak ingin para mahasiswa nyaris abadi
dengar pada saat menghadiri acara kelulusan yaitu “kapan bisa menyusul
temanmu?” rasa gendok yang mereka alami. Raut muka yang sebelumnya gembira
menghadiri acara kelulusan langsung berubah menjadi ga karuan dengan gaya salah
tingkah pada saat pertanyaan tersebut dilontarkan.
Setiap mahasiswa pasti akan sadar
bahwa kita mahasiswa tidak selamanya menjadi mahasiswa. Kita harus mengabdi
pada masyarakat dengan ilmu yang kita dapat dalam waktu minimal 3,5 tahun. Mungkin
untuk sebagian mahasiswa Indeks Prestasi Kumulatif atau yang biasa disebut IPK dengan
nilai yang tinggi bukanlah yang diutamakan, namun lulus tepat waktu lah yang
terpenting, yah walau sebetulnya ada juga yang sebaliknya.
Apapun yang kita impikan untuk masa depan kita, semoga saja menjadi yang
terbaik buat kita. ga mudah mewujudkan keinginan kita masing-masing yang
beragam secara bersamaan. Namun tak usah khawatir, impian tersebut pasti akan
tercapai. Seperti kutipan sebuah spanduk yang dikibarkan oleh dua orang mahasiswa
di acara wisuda. Entah mereka senang, iri, ataupun kesal. Tetapi dalam kutipan
tersebut ada sebuah harapan yang sangat dalam.
“KATANYA SETIA KAWAN, KOK LULUS
DULUAN? Selamat untuk sahabat-sahabatku, tunggu kami, kami akan menyusulmu”.