Thursday, November 8, 2012

Someone's Back in Twilight



             Terkadang, melihat sisi belakang seseorang tidaklah buruk, kita dapat menilai suatu makna kehidupan dengan hanya melihat punggung dari tiap orang-orang yang berbeda. Di kala senja, penuh dengan orang-orang mengendarai motor, entah mereka pulang dengan semangat atau pun tidak. Di suatu simpangan ku melihat pengendara motor dengan jaket tebal yang menyelimuti badannya, terlihat seperti pada umumnya, namun siapa yang mengira kalau dia sangat lelah dalam kesehariannya, lelah mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Pada saat sampai rumahlah ku menduga, mungkin rasa lelah itu akan terobati dengan sambutan hangat keluarganya. Alangkah indah masa-masa seperti itu.

            Adapun seorang pria paruh baya, mengendarai motor dengan badan yang tegak dan tak terlihat lelah sekalipun, jiwanya sungguh tegar. Saat ku coba untuk berada di depannya dan ku lihat ke arah kaca spion, tak sekalipun dia berkedip dan sangat fokus. Entah seperti apa kesehariannya, aku tidak tahu. Namun aku yakin, seandainya dia jadi penegak hukum, dia akan sangat fokus dan tak kenal lelah dengan kewajibannya dalam menegakan hukum di negeri ini. Akupun sering berharap seandainya para penagak hukum itu tegak dengan wibawanya seperti pria paruh baya ini pada saat mengendarai motornya.

            Berkali-kali ku pulang malam, melihat cahaya terang lampu kendaraan di setiap jalanan kota Bandung. Kali ini ku melihat seorang pegawai kantoran, lenkap dengan seragam celana pantalon dan sepatu kulitnya. Dari punggungnya ku melihat suatu kegembiraan. Aku baru sadar, apa yang membuatnya begitu gembira malam ini. Setelah pulang terlambat untuk seorang pegawai kantoran, dia membawakan oleh-oleh untuk anaknya yang masih balita. Sebuah sepeda roda tiga yang dia bawa dengan mengikatnya di bagian jok belakang. Rasanya ingin cepat-cepat pulang kerumah dengan selamat. Sungguh ku tersenyum saat ku mengingat masa laluku, yang juga dibelikan hadiah saat ayahku pulang membawa bola plastik yang dibungkus kertas kado pada saat ulang tahunku. Ku tersenyum ikut merasakan kegembiraan yang pegawai kantoran ini rasakan.

            Hahaha adapun malam-malam yang membuatku iri. Di saat seorang karyawan muda dan gagah pulang dari tempat pekerjaanya, lalu pergi untuk menjemput kekasihnya di tempat kerja yang berbeda. Pulang dengan menggunakan motor, penuh dengan canda tawa di setiap kilometer perjalanan. Miris sekali melihatnya hahaha. Namun ku kagum dengan keharmonisan yang mereka alami. Pulang dari kerjaannya, mungkin sangatlah lelah dengan suasana hati yang tak menentu. Tetapi mereka dapat menyiasatinya dengan canda tawa yang mereka buat, mungkin tidak disengaja.

            Aku seperti orang yang kurang berguna jika dipikir-pikir, hahaha. Pulang setiap malam menjalani aktivitas seperti kuliah, pergi main maupun mengerjakan tugas. Selalu mengamati perilaku orang dengan melihat punggung-punggung mereka yang sedang mengendarai motor di kala senja. Akupun ingin sekali melihat punggungku sendiri. Seperti apa kelihatannya, seperti apa orang lain menilai punggungku. Entahlah, mungkin mereka ga akan bisa melihat punggung seseorang yang selalu mengamati punggung-punggungnya mereka sendiri, hahaha.

1 comment:

  1. andiii cie yang punya blog :) well, punggung mu sama seperti kebanyakan orang lainnya hihihi :> Well, every decision you choose It'll depend on you. Semangaaat :D kali kali kunjungi blog ku yaa :P

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.