Terkadang,
melihat sisi belakang seseorang tidaklah buruk, kita dapat menilai suatu makna
kehidupan dengan hanya melihat punggung dari tiap orang-orang yang berbeda. Di
kala senja, penuh dengan orang-orang mengendarai motor, entah mereka pulang
dengan semangat atau pun tidak. Di suatu simpangan ku melihat pengendara motor
dengan jaket tebal yang menyelimuti badannya, terlihat seperti pada umumnya,
namun siapa yang mengira kalau dia sangat lelah dalam kesehariannya, lelah
mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Pada saat sampai rumahlah ku menduga,
mungkin rasa lelah itu akan terobati dengan sambutan hangat keluarganya.
Alangkah indah masa-masa seperti itu.
Adapun seorang pria paruh baya, mengendarai
motor dengan badan yang tegak dan tak terlihat lelah sekalipun, jiwanya sungguh
tegar. Saat ku coba untuk berada di depannya dan ku lihat ke arah kaca spion,
tak sekalipun dia berkedip dan sangat fokus. Entah seperti apa kesehariannya,
aku tidak tahu. Namun aku yakin, seandainya dia jadi penegak hukum, dia akan
sangat fokus dan tak kenal lelah dengan kewajibannya dalam menegakan hukum di
negeri ini. Akupun sering berharap seandainya para penagak hukum itu tegak
dengan wibawanya seperti pria paruh baya ini pada saat mengendarai motornya.
Berkali-kali ku pulang malam,
melihat cahaya terang lampu kendaraan di setiap jalanan kota Bandung. Kali ini
ku melihat seorang pegawai kantoran, lenkap dengan seragam celana pantalon dan
sepatu kulitnya. Dari punggungnya ku melihat suatu kegembiraan. Aku baru sadar,
apa yang membuatnya begitu gembira malam ini. Setelah pulang terlambat untuk
seorang pegawai kantoran, dia membawakan oleh-oleh untuk anaknya yang masih
balita. Sebuah sepeda roda tiga yang dia bawa dengan mengikatnya di bagian jok
belakang. Rasanya ingin cepat-cepat pulang kerumah dengan selamat. Sungguh ku
tersenyum saat ku mengingat masa laluku, yang juga dibelikan hadiah saat ayahku
pulang membawa bola plastik yang dibungkus kertas kado pada saat ulang tahunku.
Ku tersenyum ikut merasakan kegembiraan yang pegawai kantoran ini rasakan.
Hahaha adapun malam-malam yang
membuatku iri. Di saat seorang karyawan muda dan gagah pulang dari tempat
pekerjaanya, lalu pergi untuk menjemput kekasihnya di tempat kerja yang
berbeda. Pulang dengan menggunakan motor, penuh dengan canda tawa di setiap
kilometer perjalanan. Miris sekali melihatnya hahaha. Namun ku kagum dengan
keharmonisan yang mereka alami. Pulang dari kerjaannya, mungkin sangatlah lelah
dengan suasana hati yang tak menentu. Tetapi mereka dapat menyiasatinya dengan
canda tawa yang mereka buat, mungkin tidak disengaja.
Aku seperti orang yang kurang
berguna jika dipikir-pikir, hahaha. Pulang setiap malam menjalani aktivitas
seperti kuliah, pergi main maupun mengerjakan tugas. Selalu mengamati perilaku
orang dengan melihat punggung-punggung mereka yang sedang mengendarai motor di
kala senja. Akupun ingin sekali melihat punggungku sendiri. Seperti apa
kelihatannya, seperti apa orang lain menilai punggungku. Entahlah, mungkin
mereka ga akan bisa melihat punggung seseorang yang selalu mengamati punggung-punggungnya
mereka sendiri, hahaha.
andiii cie yang punya blog :) well, punggung mu sama seperti kebanyakan orang lainnya hihihi :> Well, every decision you choose It'll depend on you. Semangaaat :D kali kali kunjungi blog ku yaa :P
ReplyDelete