Friday, November 9, 2012

You Say Loyal Friend, But Why Do You Pass First?



         Menjadi seorang anak kuliah atau bisa disebut “MAHA”siswa, status paling tinggi diantara semua pelajar. Ternyata menjadi mahasiswa itu bukan suatu tujuan akhir dalam sebuah profesi. Masih banyak kehidupan, masih banyak yang harus kita capai setelah menjadi mantan mahasiswa. Namun untuk sebagian orang, berlama-lama di dalam kehidupan berkuliah ga seburuk apa yang biasa wisudawan pikirkan. Mungkin bagi mereka bukan gelar menjadi mahasiswa abadi faktor utamanya. Namun kehidupan berorganisasi di dalam ruang lingkup yang kecil tapi sangat bermanfaatlah salah satu faktornya. Mereka dapat menyalurkan inspirasi dan bebas berinovasi. Karena setelah lulus hal tersebut akan menjadi barang yang langka. Adapun faktor yang kurang mulia, haha. Mereka biasanya mencari kesempatan untuk menemukan jodoh dengan mencari perhatian ke anak mahasiwa baru atau yang biasa disebut “MABA”. Hal ini mereka jadikan untuk ajang mencari pacar yang umurnya jauh di bawah mereka namun masih satu almamater, satu fakultas,  satu jurusan bahkan ada yang satu kelas. Itu bagi mereka yang ingin mendalami mata kuliah tersebut. Kalau dipikir lagi mungkin perbedaan umurnya sekitar 4 tahun. Hal tersebut sama dengan jarak waktu anak kelas 1 SMA dengan anak kelas 6 SD, tidak dapat dibayangkan anak SMA pacaran dengan anak SD, hahaha ajaib kan menjadi mahasiswa?

            Namun mahasiswa abadi juga manusia, punya hati nurani. Terdapat sebuah kalimat dalam pikiran mereka “kapan ku bisa seperti mereka  teman seperjuanganku yang sudah menjadi wisudawan, ada yang sudah dapat pekerjaan dan bahkan ada yang lanjut S2, kapan?” Kalimat tersebut muncul di lubuk hati mereka yang paling dalam. Hal yang paling bikin hati mereka sakit adalah pada saat acara prosesi wisuda. Seluruh Himpunan Mahasiswa dari setiap fakultas dan jurusan menghadiri acara tersebut untuk menyambut keberhasilan para seniornya. Hanya beberapa yang dapat menjadi wisudawan dari setiap angkatan, sisanya tentu saja akan menyusul secepatnya. Entah dalam waktu secepatnya atau dengan batas maksimal yaitu 14 semester. Ada satu pertanyaan yang tidak ingin para mahasiswa nyaris abadi dengar pada saat menghadiri acara kelulusan yaitu “kapan bisa menyusul temanmu?” rasa gendok yang mereka alami. Raut muka yang sebelumnya gembira menghadiri acara kelulusan langsung berubah menjadi ga karuan dengan gaya salah tingkah pada saat pertanyaan tersebut dilontarkan.

            Setiap mahasiswa pasti akan sadar bahwa kita mahasiswa tidak selamanya menjadi mahasiswa. Kita harus mengabdi pada masyarakat dengan ilmu yang kita dapat dalam waktu minimal 3,5 tahun. Mungkin untuk sebagian mahasiswa Indeks Prestasi Kumulatif atau yang biasa disebut IPK dengan nilai yang tinggi bukanlah yang diutamakan, namun lulus tepat waktu lah yang terpenting, yah walau sebetulnya ada juga yang sebaliknya.


           Apapun yang kita impikan untuk masa depan kita, semoga saja menjadi yang terbaik buat kita. ga mudah mewujudkan keinginan kita masing-masing yang beragam secara bersamaan. Namun tak usah khawatir, impian tersebut pasti akan tercapai. Seperti kutipan sebuah spanduk yang dikibarkan oleh dua orang mahasiswa di acara wisuda. Entah mereka senang, iri, ataupun kesal. Tetapi dalam kutipan tersebut ada sebuah harapan yang sangat dalam. 

“KATANYA SETIA KAWAN, KOK LULUS DULUAN? Selamat untuk sahabat-sahabatku, tunggu kami, kami akan menyusulmu”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.